Mahasiswa Farmasi Bina Masyarakat di Desa Loa Ulung
Oleh : Mukti Priastomo
MENJADI mahasiswa di Fakultas Farmasi, pastilah memiliki banyak kegiatan akademik yang tak dapat ditinggalkan. Seperti perkuliahan, praktikum, hingga penyususnan skripsi. Hal tersebut tentu saja akan menyita waktu sehingga kegiatan lainnya akan terganggu. Namun tidak demikian dengan Alim Khodimul Rahmat dan rekan-rekannya. Mereka tergabung dalam sebuah kegiatan bernama Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D).
Kegiatan ini merupakan sebuah program kompetitif yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi mahasiswa aktif di seluruh Indonesia. Mengangkat judul kegiatan yakni Budidaya Tanaman Herbal Sirih Hitam dengan Biofertilizer sebagai Upaya Pemanfaatan Lahan Kosong dan Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa Loa Ulung, Alim, sapaan akrabnya, berhasil memperoleh pendanaan untuk menuntaskan programnya tersebut.
Bukan sesuatu yang mudah untuk Alim dan rekan-rekan bisa mendapatkan pendanaan tersebut , sebab Alim dan rekan-rekannya harus bersaing dengan 1200 proposal yang berasal dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Dari jumlah proposal tersebut, hanya 280 proposal saja yang mendapatkan dana. Proses penyusunan proposal yang dilakukan oleh Alim dan rekannya diawali dengan memperoleh informasi mengenai PHP2D melalui media sosial. Ia kemudian mengumpulkan rekan-rekannya sebanyak 15 orang untuk mendiskusikan rencana penyusunan proposalnya.
Kemudian tim bekerjasama untuk melengkapi seluruh persyaratan proposal termasuk mendapatkan persetujuan dari mitra kerjasama. Setelah seluruh pemberkasan rampung, proposal ditandatangani oleh pembimbing yakni Ibu apt. Risna Agustina, M.Si serta disetujui oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Ir. Encik Akhmad Syaifudin, MP, serta kemudian dikirimkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk diseleksi.
“Kami membina masyarakat di Desa Loa Ulung karena melihat masyarakat disana yang banyak di PHK. Sehingga mereka perlu pembinaan untuk bisa produktif dimasa pandemic saat ini. Kami memilih sirih hitam untuk dibudidaya karena rencananya tanaman ini akan menjadi bahan baku industry farmasi yang saat ini sedang dirintis oleh salh satu dosen di Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman,” jelas Alim.
Secara berkala Alim dan rekan-rekannya mendatangi Desa Loa Ulung untuk melakukan pembinaan dan pelatihan. Setidaknya 2 kali dalam sepekan mereka hadir untuk membatu masyarakat di sana. Program yang mereka laksanakan menyasar kelompok tani, pemuda karang taruna, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap, dan masyarakat yang tidak bekerja. (Hum/FF/MP)